HOBI BAGAIKAN TANTANGAN
Bicara
soal hobi terkadang membuat kepala menggeleng. Karena apa yang membuat orang
lain berbahaya, belum tentu untuk mereka. Apa yang dipikirkan orang lain tidak
mungkin, bisa menjadi mungkin bagi mereka. Tapi itulah hobi, meski yang dicari
hanya satu yakni kepuasan.
Guna menyalurkan rasa puas
pada batinnya, terkadang seseorang mencari penyaluran dengan cara berbeda. Ada
yang dengan cara sederhana, ada juga yang ekstrem. Misal terjun payung, mendaki
gunung
Diantara banyaknya aktivitas
yang bisa dipilih, saya lebih memilih balap sebagai penyaluran hobi. Mungkin
bagi sebagian orang ini adalah hobi yang berbahaya dan mengancam nyawa. Namun
tidak untuk saya.
Karena hobi, jadinya tidak
takut dengan risiko. Apalagi balapan yang saya ikuti resmi dan dilengkapi
dengan safety body, jadi minim dari yang namanya kecelakaan.
Namun saya akui pertama kali
balapan muncul rasa deg-degan. tidak tau knapa, soalnya itu bukan rasa takut,
grogi, minder, malu, atau yang lainnya. hanya merasa jantung berdebar lebih
kencang
Itu pengalaman pertamanya
terjun kedunia balapan. Tapi setelah mulai terbiasa dan sering adu kecepatan,
deg-degan itu pun berangsur hilang. Kini setiap kali akan berpacu dngan aspal
dan kecepatan saya pun sudah lebih santai.
Bicara
soal balap, sebenarnya sejak masih anak-anak saya sudah mulai punya rasa suka
akan dunia otomotif, khususnya balap. Ditambah lagi dengan papah/orangtua yg
berkecimpungan di dunia otomotif, Jadi saya memilih jadi pembalap sebagai hobi
saya semenjak kelas 2 SD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar