Jumat, 25 April 2014

Hobi

HOBI BAGAIKAN TANTANGAN

Bicara soal hobi terkadang membuat kepala menggeleng. Karena apa yang membuat orang lain berbahaya, belum tentu untuk mereka. Apa yang dipikirkan orang lain tidak mungkin, bisa menjadi mungkin bagi mereka. Tapi itulah hobi, meski yang dicari hanya satu yakni kepuasan.
Guna menyalurkan rasa puas pada batinnya, terkadang seseorang mencari penyaluran dengan cara berbeda. Ada yang dengan cara sederhana, ada juga yang ekstrem. Misal terjun payung, mendaki gunung
Diantara banyaknya aktivitas yang bisa dipilih, saya lebih memilih balap sebagai penyaluran hobi. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah hobi yang berbahaya dan mengancam nyawa. Namun tidak untuk saya.
Karena hobi, jadinya tidak takut dengan risiko. Apalagi balapan yang saya ikuti resmi dan dilengkapi dengan safety body, jadi minim dari yang namanya kecelakaan.
Namun saya akui pertama kali balapan muncul rasa deg-degan. tidak tau knapa, soalnya itu bukan rasa takut, grogi, minder, malu, atau yang lainnya. hanya merasa jantung berdebar lebih kencang
Itu pengalaman pertamanya terjun kedunia balapan. Tapi setelah mulai terbiasa dan sering adu kecepatan, deg-degan itu pun berangsur hilang. Kini setiap kali akan berpacu dngan aspal dan kecepatan saya pun sudah lebih santai.

Bicara soal balap, sebenarnya sejak masih anak-anak saya sudah mulai punya rasa suka akan dunia otomotif, khususnya balap. Ditambah lagi dengan papah/orangtua yg berkecimpungan di dunia otomotif, Jadi saya memilih jadi pembalap sebagai hobi saya semenjak kelas 2 SD.